Berita Terupdate
Kamis, 27 November 2014
Santap Makanan Kurang Matang, Cacing Bersarang di Otak
SI bocah sebelumnya mengalami kejang-kejang dan akhirnya pingsan.
Dream - Seekor parasit cacing dengan panjang 8 sentimeter hidup dalam otak seorang bocah Shanghai. Ahli bedah di Rumah Sakit Xinhua di Shanghai, baru-baru ini berhasil mengeluarkan seekor parasit, yang memiliki panjang 8 sentimeter dari otak seorang bocah 11 tahun.
Seperti dilansir jfdaily.com, Kamis 27 November 2014, bocah itu dibawa ke rumah sakit pada 12 November lalu setelah dia mengalami kejang-kejang dan akhirnya pingsan.
Kedua orangtuanya menduga anaknya itu makan makanan yang tidak bersih atau kurang matang, karena ia baru saja makan barbekyu ular yang dijual di pinggir jalan.
Dokter memastikan infeksi yang diderita anak itu adalah sparganosis. Ini adalah infeksi yang terjadi pada manusia yang mengkonsumsi katak, ular, atau mamalia kecil lainnya yang tidak dimasak hingga matang.
Infeksi pada manusia kadang-kadang juga disebabkan karena makan daging babi mentah, tambahnya.
Parasit akan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan kadang menginfeksi mata, jaringan otot atau otak. Jika dibiarkan, bisa mengakibatkan kerusakan pada otak. (Ism)
Buku Fisik atau Digital, Mana Lebih Baik untuk Anak?
Buku digital dinilai sangat praktis. Namun, apakah keberadaan buku digital telah menggeser fungsi buku fisik?
Dream - Kemajuan teknologi mendorong perkembangan buku digital. Alat ini diyakini mampu membantu menumbuhkan dan mengembangkan minat baca, terutama pada anak-anak. Terlebih lagi, buku digital dinilai sangat praktis.Meski demikian, bukan berarti buku fisik sudah tergusur fungsinya. Buku konvensional itu tetap penting untuk menunjang minat baca anak-anak. Ada saat tertentu yang membuat anak-anak lebih membutuhkan buku fisik sebagai sumber bacaan.
"Buku fisik terutama dibutuhkan misalnya untuk membaca materi pelajaran, karena secanggih apapun teknologi pasti ada keterbatasan dan dampaknya bagi anak," kata Dinny Resmiati, Kepala Bidang Layanan Otomasi Perpustakaan dan Kearsipan Jawab Barat dalam acara UI Islamic Book Fair di Depok, Rabu 26 November 2014.
Salah satu keterbatasan yang dimiliki buku digital adalah ketergantungan pada koneksi internet. Faktor inilah yang membuat akses buku digital tidak semudah menggunakan buku fisik. Tak hanya itu, penggunaan keduanya juga harus dilihat dari segi prioritas.
"Ada saat-saat tertentu buku fisik lebih dibutuhkan anak misalnya saat di rumah, sementara kalau e-book bisa diakses untuk mengusir rasa bosan saat menunggu di perjalanan. Jadi keduanya saling melengkapi dan ada kelebihan kekurangan juga," ucap Dhinny yang hadir mewakili Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, itu. (Ism)
Langganan:
Postingan (Atom)